9 September 2013

LULUS TIDAK LULUS "Galau"

Awalnya aku tak tahu harus bercerita apa, yang ada di benakku adalah aku harus bercerita tentang apa yang aku alami agar ceritanya sedikit “WAH” gitu. Hehe :D. Ingin aku bercerita tentang cinta? Ah, itu terlalu pribadi untuk dibagi-bagi menurutku. Terlintas dibenakku tentang spiritual yang pernah aku alami. Jreng Jreng. Ini bukan cerita soal hantu atau apalah sejenisnya. Tapi ini cerita tentang “Keajaiban Doa” yang aku alami. Wuih, semua tepuk tangan. Hehe. Eits tunggu dulu, ini bukan panggung sandiwara yang banyak penontonnya. #Ngayal.
Oke lanjut, ini bakal serius. ^_^
Kata orang banyak, masa SMA adalah masa yang paling indah. Dan itu berlaku benar menurutku. Bagaimana tidak, saat itu aku masih lugu, masih tinggal bersama orang tua. Minta ini itu selalu dipenuhi. Gak ada beban pikiran deh saat itu, apalagi penyakit yang lagi tren sekarang yang bernama “GALAU”.
Cerita ini berawal setelah aku lulus dari SMA. Semua siswa yang baru lulus dari SMA pasti punya keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Ya. Itu kuliah. Begitu juga dengan ku, ingin kuliah di Jurusan dan Universitas yang aku inginkan. Saat itu aku harus merantau ke ibukota Aceh, bukan ibukota jakarta, bukan juga ibunya si eneng, untuk melakukan tes seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Banyak suka dan duka ketika aku mengikuti tes seleksi ini. Oke, mari kita lihat selengkapnya.
Pertama: Sebelum lulus dari SMA aku  mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi melalui nilai rapor dan hasilnya “Tidak lulus”. Waktu itu aku hanya bisa bersabar dan berharap untuk tes seleksi selanjutnya setelah lulus SMA akan lulus di perguruan tinggi itu.
Kedua : Pertanda baik akan lulus tidak bisa ku rasakan ketika seleksi tertulis itu dilaksanakan. Bagaimana tidak, saat itu aku benar-benar tidak konsentrasi karena sesuatu hal yang tidak bisa diceritakan. Dan benar saja pengumuman itu menyatakan saya “TIDAK LULUS” lagi . Sedih gak tuh? aku saja sedih waktu nulis ini, hiks hiks hiks. Hal yang membuat aku sangat-sangat terpukul waktu itu adalah orang tuaku. “Bagaimana kamu tidak lulus, sementara anak tetangga itu bisa lulus, padahal lebih pintar kamu daripada dia”.
Kata yang “Lebih pintar” itu membuat saya senang. Yiphii. . Tapi, kata “Tidak lulus” itu lho yang bikin nyesek, nyesek banget malah.:(  Dari situ saya sadar, sadar sesadar-sadarnya, sadar banget malah.  Bahwa masuk perguruan tinggi negeri itu susah, apalagi itu universitas favorit di lingkunganmu. Pasti bakal berbondong-bondong orang yang akan masuk disana.  Dan satu hal lagi. Faktor keberuntungan jugalah yang membawa kamu lulus atau tidak. Jangan lupa berdoa untuk bisa lulus.
Ketiga : Masih down dengan ketidaklulusan tes seleksi masuk perguruan tinggi yang kedua, aku memiliki tekad bulat untuk bisa LULUS. Caiyyo !! #semangat membara. Dengan selalu terus berdoa dan berusaha, akhirnya aku mengikuti tes lagi untuk masuk di universitas yang sama. Dengan lancarnya aku membulatkan jawaban yang saya anggap benar. Ujian kali ini lebih tenang dari sebelumnya. Tapi ujian kali ini juga berat karena jumlah yang lulus lebih kecil dari ujian sebelumnya. Tak lama berselang kira-kira dua minggu, pengumuman hasil ujianpun keluar. Dan akhirnya, akupun “TIDAK LULUS” lagi. Lagi lagi dan lagi. Sungguh aku merasa  berada dititik paling bawah. Saat dimana aku selalu terus GAGAL, GAGAL, dan GAGAL lagi. Saat dimana melihat teman-teman sekelas ku di SMA banyak yang lulus dan bersuka cita atas itu. Sementara aku? Aku ingin sekali bersama kalian masuk universitas yang kalian inginkan.
Saat itu aku benar-benar merasakan penyakit yang lagi tren sekarang. Yaitu, GALAU. Saat itu aku masih mempunyai satu kesempatan lagi untuk mengikuti tes seleksi, tapi rasa kecewa sudah terlalu dalam. Rasanya lebih baik tidak mengikuti tes itu lagi dan langsung saja mendaftar di universitas swasta yang sudah dijamin akan lulus. Disaat itu, ibu memberi nasehat padaku.
“Mungkin seleksi kali itu bukan rezekimu untuk lulus, Allah sedang sedang menguji kamu, seberapa besar kamu bisa berlapang dada untuk menerima kekalahan. Mungkin rezekimu ada di seleksi selanjutnya. Tetap istiqomah kepada Allah dan banyak berdoa”.
Keempat: aku akhirnya memngikuti tes yang terakhir, ini adalah kesempatan akhirku untuk bisa masuk universitas itu. Ternyata Allah masih mengujiku. Registrasi online-ku belum lengkap. Aku disuruh untuk mendatangi pusat informasi universitas itu untuk melengkapi data. Dan ternyata nomer pin registrasi ku belum tercantum. Saat sebelum itu, yang melengkapi registrasi yang ternyata belum lengkap itu adalah abang ku. Dan dia sedang tidak berada di kota itu, ada pekerjaan yang dia lakukan diluar kota. Dia adalah satu-satunya orang yang mengetahui nomer registrasiku. Dan waktu yang tersisa untuk melengkapi registrasi tinggal satu jam lagi. Parah banget ngak tuh? Panik!.
Waktu itu aku ditemani oleh abang sepupu yang terus saja menelpon abangku. Tidak diangkat ! serasa jantung udah mau copot aja waktu itu. Setelah berkali-kali menelpon akhirnya di angkat juga dan setelah ditanya berapa nomer pin registrasiku ternyata dia lupa dan dia ingat kalau kertas registrasi sudah dibuang di tong sampah. #parah, berasa di tusuk-tusuk pisau.
Entah dapat ilham dari mana, dia mencoba mengingat-ingat nomer pin tersebut. Dia menyebutkan beberapa angka dan Alhamdulillah sekali, ternyata nomer tersebut benar ! :D #sujud syukur.
Dua hari berikutnya ujianpun dimulai. Dan parahnya lagi, aku datang terlambat karena lupa ruang mana, padahal sebelumnya sudah cek ruang. Entah karna ruangan yang begitu banyaknya dan hampir sama semua atau akunya yang pikun ya.. hehe :D
Setelah berkeliling mencari ruang, akhirnya dapat juga. Semua peserta hampir mengisi penuh lembar jawaban, semntara aku, masih bulatin nama. Setiap jawaban yang aku bulati aku berdoa, tak henti-hentinya aku bersholawat karena semua itu ada di tangan Allah, jika Allah mengkehendaki lulus, maka luluslah aku, jika tidak dikehendaki lulus, maka tidak luluslah aku. kun fayakun. ini adalah kesempatan terakhirku.
Ujian telah selesai, aku lega. Tinggal menunggu hasilnya. Seleksi kali ini jumlah peserta yang lulus juga semakin berkurang dari seleksi sebelumnya. Aku juga masih tetap terus berdoa, semoga Allah mengabulkan doa-doaku. Pengumumanpun tiba. Sore itu aku ketik nomer ujianku dan ku tekan tombol enter. Dan ternyata, Aku lulus teman..!!! sujud syukur lansung ku kerjakan. Memberi tahu kepada keluarga bahwa akhirnya aku LULUS. Subhanallah, sungguh bahagia saat itu. Begitu banyak perjuangan yang harus aku lakukan untuk sampai pada tahap ini.
Mungkin pada tes sebelumnya aku kurang bersyukur padaNya, kurang bedoa padaNya. Sungguh keajaiban doa itu ada teman. Walaupun ceritaku ini sangat sederhana, tapi efeknya luar biasa bagiku.
Terima kasih Allah, Tuhan semesta alam.  
6 september 2013
Tertanda: Sri Rahayu, jurusan Ilmu Biologi, Universitas syiah kuala, Banda Aceh, Aceh.