Awalnya aku
tak tahu harus bercerita apa, yang ada di benakku adalah aku harus bercerita
tentang apa yang aku alami agar ceritanya sedikit “WAH” gitu. Hehe :D. Ingin
aku bercerita tentang cinta? Ah, itu terlalu pribadi untuk dibagi-bagi
menurutku. Terlintas dibenakku tentang spiritual yang pernah aku alami. Jreng
Jreng. Ini bukan cerita soal hantu atau apalah sejenisnya. Tapi ini cerita
tentang “Keajaiban Doa” yang aku alami. Wuih, semua tepuk tangan. Hehe. Eits
tunggu dulu, ini bukan panggung sandiwara yang banyak penontonnya. #Ngayal.
Oke lanjut,
ini bakal serius. ^_^
Kata orang
banyak, masa SMA adalah masa yang paling indah. Dan itu berlaku benar
menurutku. Bagaimana tidak, saat itu aku masih lugu, masih tinggal bersama
orang tua. Minta ini itu selalu dipenuhi. Gak ada beban pikiran deh saat itu,
apalagi penyakit yang lagi tren sekarang yang bernama “GALAU”.
Cerita ini
berawal setelah aku lulus dari SMA. Semua siswa yang baru lulus dari SMA pasti
punya keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Ya. Itu kuliah. Begitu juga
dengan ku, ingin kuliah di Jurusan dan Universitas yang aku inginkan. Saat itu
aku harus merantau ke ibukota Aceh, bukan ibukota jakarta , bukan juga ibunya si eneng, untuk
melakukan tes seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Banyak suka dan duka
ketika aku mengikuti tes seleksi ini. Oke, mari kita lihat selengkapnya.
Pertama:
Sebelum lulus dari SMA aku mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi
melalui nilai rapor dan hasilnya “Tidak lulus”. Waktu itu aku hanya bisa
bersabar dan berharap untuk tes seleksi selanjutnya setelah lulus SMA akan
lulus di perguruan tinggi itu.
Kedua :
Pertanda baik akan lulus tidak bisa ku rasakan ketika seleksi tertulis itu
dilaksanakan. Bagaimana tidak, saat itu aku benar-benar tidak konsentrasi
karena sesuatu hal yang tidak bisa diceritakan. Dan benar saja pengumuman itu
menyatakan saya “TIDAK LULUS” lagi . Sedih gak tuh? aku saja sedih waktu nulis
ini, hiks hiks hiks. Hal yang membuat aku sangat-sangat terpukul waktu itu
adalah orang tuaku. “Bagaimana kamu tidak lulus, sementara anak tetangga itu
bisa lulus, padahal lebih pintar kamu daripada dia”.
Kata yang
“Lebih pintar” itu membuat saya senang. Yiphii. . Tapi, kata “Tidak
lulus” itu lho yang bikin nyesek, nyesek banget malah.:( Dari situ
saya sadar, sadar sesadar-sadarnya, sadar banget malah. Bahwa masuk
perguruan tinggi negeri itu susah, apalagi itu universitas favorit di
lingkunganmu. Pasti bakal berbondong-bondong orang yang akan masuk
disana. Dan satu hal lagi. Faktor keberuntungan jugalah yang membawa
kamu lulus atau tidak. Jangan lupa berdoa untuk bisa lulus.
Ketiga :
Masih down dengan ketidaklulusan tes seleksi masuk perguruan tinggi
yang kedua, aku memiliki tekad bulat untuk bisa LULUS. Caiyyo !! #semangat
membara. Dengan selalu terus berdoa dan berusaha, akhirnya aku mengikuti tes
lagi untuk masuk di universitas yang sama. Dengan lancarnya aku membulatkan
jawaban yang saya anggap benar. Ujian kali ini lebih tenang dari sebelumnya.
Tapi ujian kali ini juga berat karena jumlah yang lulus lebih kecil dari ujian
sebelumnya. Tak lama berselang kira-kira dua minggu, pengumuman hasil ujianpun
keluar. Dan akhirnya, akupun “TIDAK LULUS” lagi. Lagi lagi dan lagi. Sungguh
aku merasa berada dititik paling bawah. Saat dimana aku selalu terus
GAGAL, GAGAL, dan GAGAL lagi. Saat dimana melihat teman-teman sekelas ku di SMA
banyak yang lulus dan bersuka cita atas itu. Sementara aku? Aku ingin sekali
bersama kalian masuk universitas yang kalian inginkan.
Saat itu
aku benar-benar merasakan penyakit yang lagi tren sekarang. Yaitu, GALAU. Saat
itu aku masih mempunyai satu kesempatan lagi untuk mengikuti tes seleksi, tapi
rasa kecewa sudah terlalu dalam. Rasanya lebih baik tidak mengikuti tes itu
lagi dan langsung saja mendaftar di universitas swasta yang sudah dijamin akan
lulus. Disaat itu, ibu memberi nasehat padaku.
“Mungkin
seleksi kali itu bukan rezekimu untuk lulus, Allah sedang sedang menguji kamu,
seberapa besar kamu bisa berlapang dada untuk menerima kekalahan. Mungkin
rezekimu ada di seleksi selanjutnya. Tetap istiqomah kepada Allah dan banyak
berdoa”.
Keempat:
aku akhirnya memngikuti tes yang terakhir, ini adalah kesempatan akhirku untuk
bisa masuk universitas itu. Ternyata Allah masih mengujiku. Registrasi
online-ku belum lengkap. Aku disuruh untuk mendatangi pusat informasi
universitas itu untuk melengkapi data. Dan ternyata nomer pin registrasi ku
belum tercantum. Saat sebelum itu, yang melengkapi registrasi yang ternyata
belum lengkap itu adalah abang ku. Dan dia sedang tidak berada di kota itu, ada pekerjaan yang dia lakukan diluar kota . Dia adalah
satu-satunya orang yang mengetahui nomer registrasiku. Dan waktu yang tersisa
untuk melengkapi registrasi tinggal satu jam lagi. Parah banget ngak tuh?
Panik!.
Waktu itu
aku ditemani oleh abang sepupu yang terus saja menelpon abangku. Tidak diangkat
! serasa jantung udah mau copot aja waktu itu. Setelah berkali-kali menelpon
akhirnya di angkat juga dan setelah ditanya berapa nomer pin registrasiku
ternyata dia lupa dan dia ingat kalau kertas registrasi sudah dibuang di tong
sampah. #parah, berasa di tusuk-tusuk pisau.
Entah dapat
ilham dari mana, dia mencoba mengingat-ingat nomer pin tersebut. Dia
menyebutkan beberapa angka dan Alhamdulillah sekali, ternyata nomer tersebut
benar ! :D #sujud syukur.
Dua hari
berikutnya ujianpun dimulai. Dan parahnya lagi, aku datang terlambat karena
lupa ruang mana, padahal sebelumnya sudah cek ruang. Entah karna ruangan yang
begitu banyaknya dan hampir sama semua atau akunya yang pikun ya.. hehe :D
Setelah
berkeliling mencari ruang, akhirnya dapat juga. Semua peserta hampir mengisi
penuh lembar jawaban, semntara aku, masih bulatin nama. Setiap jawaban yang aku
bulati aku berdoa, tak henti-hentinya aku bersholawat karena semua itu ada di
tangan Allah, jika Allah mengkehendaki lulus, maka luluslah aku, jika tidak
dikehendaki lulus, maka tidak luluslah aku. kun fayakun. ini adalah kesempatan
terakhirku.
Ujian telah
selesai, aku lega. Tinggal menunggu hasilnya. Seleksi kali ini jumlah peserta
yang lulus juga semakin berkurang dari seleksi sebelumnya. Aku juga masih tetap
terus berdoa, semoga Allah mengabulkan doa-doaku. Pengumumanpun tiba. Sore itu
aku ketik nomer ujianku dan ku tekan tombol enter. Dan ternyata, Aku lulus
teman..!!! sujud syukur lansung ku kerjakan. Memberi tahu kepada
keluarga bahwa akhirnya aku LULUS. Subhanallah, sungguh bahagia saat itu.
Begitu banyak perjuangan yang harus aku lakukan untuk sampai pada tahap ini.
Mungkin
pada tes sebelumnya aku kurang bersyukur padaNya, kurang bedoa padaNya. Sungguh
keajaiban doa itu ada teman. Walaupun ceritaku ini sangat sederhana, tapi
efeknya luar biasa bagiku.
Terima kasih Allah, Tuhan semesta alam.
Terima kasih Allah, Tuhan semesta alam.
6 september
2013
Tertanda:
Sri Rahayu, jurusan Ilmu Biologi, Universitas syiah kuala, Banda Aceh,
Aceh.