Kita tidak pernah tau kapan akan datang hidayah kepada kita,
dan kita juga tidak pernah tau, apa yang akan terjadi esok. Mulai detik ini
berniatlah untuk melakukan kebaikan sekecil apa pun itu. Toh kita tidak tau,
apakah yang kita niatkan itu mampu kita laksanakan semuanya… atau sebaliknya,
lepas.
Dalam salah satu riwayat dikatakan, “niat baik mu telah
dicatat amal,, sedang niat buruk mu, belum dicatat kejahatan sampai niat tu
dikerjakan” logikanya, kalau niat baik saja kita mendapat catatan amal kebaikan
apalagi sampai mengerjakannnya, ini adalah salah satu keutamaan niat dalam hal
kebaikan.
Temen sekamar pernah bertanya, “kenapa saya doa tidak pernah
d kabulkan, apakah saya salah doa, atau ktika itu Tuhan tidak dengar.. ?”
ketika itu saya susah mau jawab, bingung juga… kalau sampai salah jawab
tnggungannya besar. Tapi saya teringat dulu pernah mendengar penjelasan salah
seorang ustad. Doa itu sebenarnya semua didengar oleh Allah, hanya saja, ada
yang langsung d kabulkan ketika itu juga, ada yang di tunda sampai beberapa
waktu dan ada yang baru diberikan setelah kiamat nanti.
Kemudian teman masih belum terima dengan apa yang saya
jelaskan, dia mendebat saya dengan mengatakan, “Allah berfirman dalam
Al-Qur’an… “ud’uni astajib lakum-berdoalah kepadaku, niscaya akan Aku kabulkan
doa itu” secara tegas Allah menyatakan, berdoalah.. maka akan Ku kabulkan,
mintalah maka akan Ku beri.. ini kan sama saja berbohong,
kalau sampai tidak mengabulkan.. saya terkejut, Subhanallah, saya mengajak
teman ini untuk beristigfar, kita salah kalau berprasangka demikian kepada yang
maha Kasih lagi maha penyayang, kita bisa berpikir dan berpendapat seprti ini
karena nikmat dan karunia dariNya semata.
Saat dia tenang, saya mulai menjelaskan kembali. Doa tidak
dikabulkan itu karena ada sebabnya, boleh jadi doa itu terhalang, sebagaimana
yang dijelaskan dalam hadis, doa akan menggantung dilangit bila tidak
disertakan solawat kepada nabi. Dan sebab kedua, mungkin hatimu telah “mati”
karena hati adalah jalan penyambung komunikasi kepada Allah, hati yang mati
tentu tidak ada getaran saat berdoa, dan itu sudah dapat kamu rasakan
sebenarnya, bila hatimu hidup, tentu kamu akan bersungguh dlam berdoa, penuh
harap dan takut.. sebab mengapa hatimu mati, boleh jadi, kamu membaca Al-qur’an
tapi tidak pernah mengamalkan apa yang menjdi point penting dalm Al-quran
tersebut, kamu rajin mengaji, membacanya setiap habis solat, tapi tidak pernah
kamu kerjakan apa yang ada didalamnya, lebih-lebih kalau kamu justru ingkar dan
melanggarnya, itu sama saja kamu memperolok-olok Al-qur’an, kita harus ingat,
orang yang paling celaka nanti adalah mereka yang tahu dan paham ilmu Allah
tapi justru yang melanggar aturan dan hukum tersebut. Ingatlah siksa Allah itu
pedih, tidak harus saya memperjelas panjang lebar bagaimana siksa untuk orang
yang secara dzolim dan terang-terangan menyalahi aturan sedang ia sudah tau
dari hukum tersebut.
Kemudian, boleh jadi hati itu mati, karena kamu percaya
bahwa “mati/maut/ajal pasti tiba” tapi kamu justru tidak mempersiapkannya..
Hati ini sangat sensitif sekali, halus, dan murni.. dari
semua anggota tubuh yang Allah ciptakan, maka hati ini lah yang paling berperan
penting untuk pembentukan jiwa dan karakter seseorang, hingga d sebut hati
nurani, istilah kerennya lagi “hati tidak pernah bohong” orang yang beriman, ketika dibacakan padanya
ayat Al-qur’an bergetar hatinya, nah,, apakah kita sama.. ? apakah saat
dbacakan Al-Qur’an hati kita bergetar, jawab sendiri dalam hati dan rasakan
sendiri. Sungguh bila hati telah mati, maka matilah semuanya, bila hati telah
buta, maka semua akan terlihat sama, tak ada lagi buruk dan salah.
Di lain sisi kita juga belajar, waktu kapan saja yang
mustajabah untuk berdoa, boleh jadi doa itu tidak dikabulkan karena kamu berdoa
bukan pada waktu yang mustajabah, sehingga doa itu tertahan dan tidak
dikabulkan sesuai dengan harapan. Saat-saat yang mustajabah dalam berdoa itu
ada di waktu antara adzan dan iqomah, antara dua khutbah pada hari jum’at, dan
sepertiga malam saat solat tahajud. Kemudian juga ada beberapa tempat yang
mustajabah, seperti di makah dan madinatul munawaroh.. (jadi ingat seseorang).
Intinya, sebanyak apa pun kita berdoa, jgn bernah berpikir
doa kita tidak di dengar, tapi coba introspeksi diri,, coba evaluasi kembali,
sejauh mana kita taat dan patuh kepada Allah yang kita mintai itu, dalam surah
Al-Fatihah jelas…. Kita itu Na’budu dulu, baru Nasta’in… beribadah dulu baru
mnta sesuatu,,. Urutannya kan
seperti itu, jadi ini sudah jelas, dan saya kira cukup.
Buat teman yang lain semoga tulisan ini bermanfaat, saya
sangat senang sekali kalau ada teman yang ingin sering, dan berbagi pengalaman,
agar kita tidak termasuk orang yang menyembunyikan nikmat Allah..
Tiada ulasan:
Catat Ulasan